NASA
Ilustrasi proses pengamatan Transit Venus teleskop Hubble dengan menggunakan
Bulan sebagai cermin
NASA Ilustrasi Transit
Venus 8 Juni 2004
WASHINGTON, KOMPAS.com — Ilmuwan berencana mengobservasi
fenomena Transit Venus dengan menggunakan teleskop Hubble milik NASA. Transit
Venus adalah fenomena di mana planet Venus melewati muka Matahari, tampak
sebagai bintik berwarna hitam.
Untuk mengamati Transit Venus dengan Hubble, ilmuwan
memiliki kendala. Cahaya Matahari yang terang bisa merusak instrumen super
sensitif pada Hubble. Untuk mengatasinya, ilmuwan akan mengamati Transit Venus
pada 6 Juni 2012 nanti lewat Bulan. Bulan berfungsi seperti cermin.
Salah satu tujuannya adalah melihat apakah Hubble bisa
digunakan untuk meneliti komposisi atmosfer Venus dengan melihat cahaya
matahari yang jatuh padanya.
Astronom saat ini sudah mengetahui komposisi Venus. Pengamatan
nanti akan melihat kemungkinan mengaplikasikan teknik yang sama untuk meneliti
planet ekstrasurya. Teknik tersebut, harapan astronom, bisa membantu penelitian
mencari planet layak huni selain Bumi di semesta.
Dalam proses pengamatan nanti, Hubble akan diarahkan ke
satu lokasi di Bulan selama periode transit yang diperkirakan berlangsung
selama 7 jam.
Astronom butuh waktu lama untuk observasi. Hanya 0,001
persen cahaya Matahari yang bisa melewati atmosfer Venus dan direfleksikan ke Bulan.
Instrumen Hubble, seperti Advanced Camera for Surveys,
Wide Field Camera 3, dan Space Telescope Imaging Spectrograph, akan dipakai
untuk mengobservasi transit.
Peralatan Hubble akan mengobservasi transit pada berbagai
panjang gelombang, mulai inframerah hingga ultraviolet.
Persiapan observasi nanti telah dilakukan. Astronom telah
memotret citra kawah Tycho yang memiliki lebar 80 kilometer. Pengamatan Juni
nanti juga akan difokuskan pada lokasi ini.
Transit Venus yang terjadi di bulan depan pernah terjadi
pada tahun 2004. Fenomena ini tergolong langka. Setelah tahun ini, Transit
Venus baru bisa diamati pada tahun 2117.
Transit Venus juga bisa
diamati publik di Indonesia. Lokasi pengamatan terbaik adalah di wilayah
Indonesia Timur, mulai Nusa Tenggara Timur, Ambon, hingga Papua.
Sumber : KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar